Duta Besar Republik Indonesia untuk Swiss, Djoko Susilo, meragukan kredibilitas New7Wonders Foundation (N7W) selaku penyelenggara pemilihan tujuh keajaiban dunia. Taman Nasional Komodo (TNK) masuk sebagai salah satu dari 28 finalis dalam pemilihan itu. TNK akan bersaing antara lain dengan Luat Mati (Israel, Yordania, Palestina), Grand Canyon (AS), Great Barrier Reef (Australia), Angel Falls (Venezuela) untuk mendapat status sebagai New7Wonders of Nature pada 11 November ini.
Djoko, dalam surat elektroniknya, seperti dilaporkan kantor berita Antara, Selasa (1/11/2011), mengimbau publik di Tanah Air untuk berhati-hati karena berdasarkan penyelidikan timnya, N7W tidak jelas keberadaannya. Djoko membeberkan sejumlah kejanggalan tentang N7W.
Ia menyebutkan antara lain bahwa, pada Februari 2010, N7W menawarkan kepada Indonesia untuk menjadi tuan rumah deklarasi N7W, yang rencananya pada 11 November 2010. Setelah melakukan penjajagan dan beberapa kali pertemuan, pada 25 November 2010 Indonesia menyatakan berminat menjadi tuan rumah. Pada Desember, N7W menyetujui Indonesia sebagai tuan rumah dengan license fee sebesar 10 juta dollar AS.
Karena tak ada tanggapan dari pihak Indoneisa, pada tanggal 29 Desember 2010, muncul ancaman dari N7W, melalui Kepala Komunikasi N7W, Eamon Fitzgerald, yang memberikan batas waktu sampai 31 Januari 2011 agar pemerintah Indonesia menyatakan kesediaannya menjadi tuan rumah. Jika sampai batas waktu itu tidak ada kepastian, pihak N7W terpaksa akan menngguhkan status TNK sebagai finalis.
Pemerintah Indoesia, melalui KBRI Swiss, kemudian melakukan sejumlah penyelidikan tentang N7W. Temuannya antara lain, alamat kode pos N7W Foundation yaitu Hoeschgasse 8, P.O. Box 1212, 8034 Zurich ternyata tak sesuai. Alamat kode posnya seharusnya Hoeschgasse 8, P.O. Box 1212, 8008 Zurich, di mana terdapat Museum Heidi Weber yang diarsiteki Le Corbusier. Museum itu dibangun pada 1967 dan hanya buka pada musim panas (Juni, Juli, Agustus) dari pukul 14.00 - 17.00.
Penyelidikan itu juga menemukan, sebagai yayasan, keberadaan N7W unik. Yayasan itu tak jelas alamatnya, kecuali alamat email. Disebutkan N7W berdiri di Panama, berbadan hukum Swiss, dan pengacaranya berada di Inggris. Di mata masyarakat Swiss sendiri Yayasan N7W, yaitu Bernard Weber, tidak dikenal. Yayasan itu pun bukan bagian dari UNESCO.
Karena itu Djoko mengatakan, "KBRI Bern meragukan kredibilitas panitia atau yayasan tersebut dan mengimbau publik di tanah air berhati-hati." Ia memperingatkan masyarakat untuk tidak terbuai permaianan N7W.
Djoko, dalam surat elektroniknya, seperti dilaporkan kantor berita Antara, Selasa (1/11/2011), mengimbau publik di Tanah Air untuk berhati-hati karena berdasarkan penyelidikan timnya, N7W tidak jelas keberadaannya. Djoko membeberkan sejumlah kejanggalan tentang N7W.
Ia menyebutkan antara lain bahwa, pada Februari 2010, N7W menawarkan kepada Indonesia untuk menjadi tuan rumah deklarasi N7W, yang rencananya pada 11 November 2010. Setelah melakukan penjajagan dan beberapa kali pertemuan, pada 25 November 2010 Indonesia menyatakan berminat menjadi tuan rumah. Pada Desember, N7W menyetujui Indonesia sebagai tuan rumah dengan license fee sebesar 10 juta dollar AS.
Karena tak ada tanggapan dari pihak Indoneisa, pada tanggal 29 Desember 2010, muncul ancaman dari N7W, melalui Kepala Komunikasi N7W, Eamon Fitzgerald, yang memberikan batas waktu sampai 31 Januari 2011 agar pemerintah Indonesia menyatakan kesediaannya menjadi tuan rumah. Jika sampai batas waktu itu tidak ada kepastian, pihak N7W terpaksa akan menngguhkan status TNK sebagai finalis.
Pemerintah Indoesia, melalui KBRI Swiss, kemudian melakukan sejumlah penyelidikan tentang N7W. Temuannya antara lain, alamat kode pos N7W Foundation yaitu Hoeschgasse 8, P.O. Box 1212, 8034 Zurich ternyata tak sesuai. Alamat kode posnya seharusnya Hoeschgasse 8, P.O. Box 1212, 8008 Zurich, di mana terdapat Museum Heidi Weber yang diarsiteki Le Corbusier. Museum itu dibangun pada 1967 dan hanya buka pada musim panas (Juni, Juli, Agustus) dari pukul 14.00 - 17.00.
Penyelidikan itu juga menemukan, sebagai yayasan, keberadaan N7W unik. Yayasan itu tak jelas alamatnya, kecuali alamat email. Disebutkan N7W berdiri di Panama, berbadan hukum Swiss, dan pengacaranya berada di Inggris. Di mata masyarakat Swiss sendiri Yayasan N7W, yaitu Bernard Weber, tidak dikenal. Yayasan itu pun bukan bagian dari UNESCO.
Karena itu Djoko mengatakan, "KBRI Bern meragukan kredibilitas panitia atau yayasan tersebut dan mengimbau publik di tanah air berhati-hati." Ia memperingatkan masyarakat untuk tidak terbuai permaianan N7W.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar