Karena banyak mahasiswa di Yogyakarta, kuliah sambil membuka usaha. Bisnis yang mereka lakukan mulai dari usaha online, loundry dan sebagainya. Usaha yang dilakukan mahasiswa ini, sama sekali tidak terdeteksi Bank Indonesia (BI) Yogyakarta.
Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) AMIKOM Yogyakarta Prof M. Suyanto, mengatakan itu di Yogyakarta. Data tersebut didapatkan saat meneliti terhadap sejumlah mahasiswa, terutama di STMIK AMIKOM.
Menurutnya, data itu bisa diperoleh di Kantor Pos Besar Yogyakarta, tempat mereka melakukan transaki pengiriman barang maupun uang yang sering mereka lakukan di Kantor Pos Besar Yogyakarta. Belum data dari pengiriman barang lain.
Prof Suyanto menyebutkan, bisnis online yang mahasiswa lakukan dengan banyak cara. Diantaranya, dengan advertising (iklan) melalui blog. Mereka bekerjasama dengan perusahaan besar, antara lain google, double click, American online.
Dengan affiliate programme atau menjual produk orang lain dan membuat ulasan tentang suatu produk. Di samping itu, para mahasiswa berjualan melalui online.
Pengguna internet di dunia ini sebanyak 2,4 miliar, sehingga ini merupakan pangsa yang menggiurkan. Sebab, sekarang banyak mahasiswa yang tinggalnya di kos-kosan, tetapi bayarnya dolar. "Untuk beberapa bisnis seperti 'affliliate programme', mereka tidak perlu modal," katanya.
Diakui, usaha para mahasiswa tersebut memang tidak terdeteksi, karena mereka bekerja sendiri tidak mendirikan perusahaan berupa PT maupun CV.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika mahasiswa yang melakukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar