Rabu, 06 Februari 2013

Isi Buku Ngeunah Keneh Inem Porno dan Vulgar

Isi Buku Ngeunah Keneh Inem Porno dan Vulgar

Guru SMAN 9 Bandung membaca isi buku "Ngeunah Keneh Inem" terbitan Geger Sunten yang ada di perpustakaan sekolah, Rabu (30/1). TEMPO/Prima Mulia

Liputan6.com, Jakarta : Dunia pendidikan kembali dihentak dengan ditemukannya buku tak pantas yang beredar di sekolah. Buku berjudul ' Ngeunah Keneh Inem' yang berisi cerita dewasa yang berbau seks diketahui beredar di beberapa sekolah SMP dan SMA di Bandung, Jawa Barat.

Tahun lalu orangtua murid di Jakarta dikejutkan materi ajar berupa cerita Bang Maman dari Kali Pasir, yang bertutur soal isteri simpanan, yang terselip dalam buku pegangan mulok PLBJ. Kemudian di Mojokerto, ditemukan foto Miyabi dengan pakaian minim tercetak dalam lembar kerja siswa (LKS) mata pelajaran Bahasa Inggris.

Sementara di Kudus, pada LKS mulok Bahasa Jawa termuat kisah Resepe si Mbah yang mencantumkan nyimeng (mengonsumsi ganja), ngomberong gendul (minum minuman keras dua botol), dan merokok sebagai saran bagi tokoh cerita.

Melihat kondisi tersebut yang kian marak akhir-akhir ini, anggota Komisi VIII DPR RI yang membidangi Agama, Sosial, dan Anak, Ledia Hanifa Amaliah, menyayangkan terulangnya kejadian ini. Ia meminta agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk tidak kembali kecolongan atas beredarnya buku yang belum pantas dibaca dan dikonsumsi oleh para peserta didik di sekolah.

"Kalau kecolongan kok sampai berkali-kali. Masuknya buku ke lingkungan sekolah pasti harus melalui saringan berlapis. Ada saringan dari penerbit, dari Diknas, juga dari sekolah, baik itu meliputi kepala sekolah, guru maupun bagian kepustakaan. Tapi kok ini malah kecolongan terus," ungkap Hanifah dalam pesan singkat kepada Liputan6.com, Jumat (1/2/2013).

Karenanya, Politisi Partai Keadilan Sejatera (PKS) itu menilai, masuknya buku atau bahan pelajaran yang tak pantas dibaca apalagi diajarkan ke sekolah menunjukkan adanya kelemahan dalam sistem pemilahan, pengawasan dan evaluasi bahan pelajaran.

"Pada berberapa temuan, proses pemilahan, pengawasan dan evaluasi bahan ajar, pada prakteknya hanya sampai di tahap formalitas, seperti mengisi formulir dan berkas-berkas. Tidak sungguh-sungguh dilakukan atau kadang diserahkan bukan pada ahlinya," tuturnya.

Untuk mencegah terjadinya kasus serupa, Hanifah mendesak agar dinas pendidikan, guru dan penerbit agar lebih dapat bertanggung jawab dalam menyediakan bahan pelajaran dan bahan bacaan yang bermutu, yang mampu membantu anak didik menjadi cerdas, kreatif dan berakhlak.

"Khusus dinas pendidikan harus lebih selektif dalam memilah buku sebagai rujukan bahan ajar. Jangan hanya mempertimbangkan faktor biaya yang lebih hemat lalu memilih penulis atau penerbit sembarangan. Mendidik generasi itu amanah besar. Maka faktor kecakapan menulis, kesesuaian tema ajar dan kelayakan serta ketepatan penyajian pada peserta didik yang dituju harus menjadi dasar pertimbangan," pungkasnya. (Riz)

http://news.liputan6.com/read/501561/buku-berbau-seks-ngeunah-keneh-inem-gemparkan-bandung

Buku Porno Sengaja Dijual Untuk Guru

BANDUNG- Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Oji Mahroji menegaskan akan segera menyita buku Sabulang Bentor karya Taufik Faturrohman yang beredar di sekolah saat ini. Meski demikian ia mengaku belum mengetahui dari mana asal buku tersebut hingga berada di sekolahan.

“Bagaimanapun juga buku yang menggambarkan materi pornografi dan porno aksi berada di sekolah atau bahkan di perustakaan atau ruang guru, maka itu tidak diperkenankan untuk dibaca guru. Karena itu tidak mencerminkan bacaan yang memiliki nilai budaya dan etika. DIlihat dari covernya juga sudah tidak layak,” ujar Oji yang ditemui usai peresmian gedung SMAN 4 Bandung, Kamis (31/1).

Hingga saat ini diakui Oji pihaknya baru menerima laporan keberadaan buku tersebut di dua sekolah. “Mungkin bisa saja bertambah. Namun kami akan segera menariknya dari sekolah dan melakukan koordinasi dengan pihak sekolah untuk melakukan penarikan buku itu,” katanya.

Mantan Kepsek SMAN 5 Bandung itu pun mengaku jika masuknya buku tersebut bukan atas rekomendasi dari pihak Disdik Koya Bandung, namun memang sumber buku tersebut bisa datang dari luar sekolah atau bisa saja bersifat hibah. “Jadi sekolah langsung menerima buku tersebut, tanpa proses seleksi oleh pihak sekolah sendiri,” tuturnya.

Sementara itu, Disdik Jabar melalui Kepala Balai Pengembangan Bahasa Daerah dan Kesenian Disdik Jabar Husein R Hasan menyebutkan akan melakukan penilaian ulang untuk sekitar 740 buku bacaan muatan lokal bahasa dan sastra daerah termasuk buku Sabulangbentor.

“Penilaian yang akan dilakukan oleh berbagai ahli ini rencananya dilakukan pada Februari 2013 mendatang. Kalau hasilnya ditemukan ada yang tidak layak untuk pelajar akan ditarik dan keluarkan dari daftar yang bisa jadi referensi di sekolah. Buku nantinya bisa jadi konsumsi umum saja supaya tidak bermasalah lagi, termasuk buku sabulangbentor,”katanya di ruang kerjanya, kemarin.

Ia menyebutkan hal tersebut menjadi pembelajaran bagi semua pihak dalam menyeleksi sebuah buku. Untuk Sabulangbentor selain isinya, covernya kalau memang dianggap seronok maka bisa saja untuk diganti.

Buku Sabulangbentor karya Taufik Faturrohman sudah terdaftar menjadi salah satu buku dalam daftar buku pelajaran pelajaran bahasa sunda dan buku bacaan muatan lokal bahasa dan sastra daerah berkualitas yang digunakan dalamproses pembelajaran jenjang sd,smp dan sma. Sesuai dengan SK Gubernur Jabar nomor 481.3/Kep.964-Disdik/2009.


Sementara itu penulis buku Sabulangbentor Taufik Faturrohman mengatakan buku sabulang bentor jilid 3 dengan judul ngeunah keneh inem yang dicetaknya tahun 2007 tersebut memang diperuntukkan bagi orang dewasa. Di sekolah dirinya sengaja menjual untuk kalangan guru. Tercatat ada 10 sekolah yang menjadi pembeli buku tersebut.

“Saya memang menjual buku itu untuk guru karena mereka butuh humor, nggak mungkin ada di rak sekolah, guru bahasa sunda juga tidak mungkin meracuni siswanya, ini terlalu di blow up saja, buku ini juga ada di umum, yang lebih bahaya itu bukan buku ini tapi pornografi di internet,”ujarnya.

Untuk menegaskan buku tersebut hanya untuk orang dewasa. Pada seri pertamanya ada peringatan bahwa buku tersebut hanya boleh dibaca untuk orang yang sudah menikah, bukan siswa. Secara tergas Taufik mengatakan bukunya tidak porno.(tie)

http://www.jpnn.com/read/2013/02/01/156568/Buku-Porno-Sengaja-Dijual-Untuk-Guru-


Buku itu mengisahkan hubungan suami istri yagn diterangkan secara terperinci. Parahnya, terdapat juga karikatur seorang pria yang tengah berhubungan intim dengan seorang perempuan.

http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/01/31/6/127513/Buku-Berbau-Porno-Hebohkan-Siswa-SMA

Sumber dari http://kask.us/g5xVQ oleh BERlSlK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar