Senin, 28 Januari 2013

Berita Terbaru Penangkapan Raffi Ahmad

Berita Terbaru Penangkapan Raffi Ahmad

Kali ini kita tidak bicara tentang kapal, namun cerita artis terkenal yg tentunya sudah sering naik turun pesawat, sudah tahukan Berita Terbaru Penangkapan Raffi Ahmad dan teman-temannya sabtu pagi kemaren, seramnya mereka di duga sedang pesta narkoba.

4 Artis terkenal di tangkap BNN (badan narkotika nasional) polisi anti narkoba indonesia, selain Raffi Ahmad ada juga Irwansyah dan sang istri Zaskia Sungkar dan Wanda Hamidah yg baru saja menyandang gelar Janda Cantik lima anak,

Kalo Irwansyah dan sang istri Zaskia Sungkar beralibi sedang ada keperluan pagi itu ke rumah Raffi Ahmad untuk minta tanda tangan dalam bisnis PH mereka berdua karena rencana si presenter "Dahsyat" tersebut akan pergi umroh ke tanah suci minggu ini, yg jadi pertanyaan publik adalah keberadaan si Janda Cantik lima anak Wanda Hamidah di rumah Raffi Ahmad pada jam yg tidak wajar untuk berkunjung apalagi janda, dengar-dengar sewaktu dit gerebek polisi BNN ada yg sedang joget-joget dan di kamar lantai dua di temukan 3 laki-laki dan satu perempuan sedang berada di dalam kamar, kira-kira lagi ngapain ya mereka didalam kamar tersebut, berikut
Berita Terbaru Penangkapan Raffi Ahmad dari berbagai sumber berita,

Kronologi Kedatangan 'Tamu' Tak Diundang di Rumah Sang Artis 

 

Jakarta - Badan Narkotika Nasional (BNN) mencokok 17 orang di sebuah rumah mewah di Jl Gunung Balong, Kavling VII Nomor 16-I, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Empat orang yang diamankan itu adalah Raffi Ahmad sang pemilik rumah, Anggota DPRD DKI Jakarta Wanda Hamidah, Zaskia Sungkar dan suaminya Irwansyah. Mereka diamankan karena dugaan penyalahgunaan narkotika.

Rumah berlantai dua itu terlihat gelap gulita, hanya sedikit cahaya yang menyembul beserta siluet pengisi ruangan dari sela pintu dan jendela yang terlihat dari luar. Meski saat itu jam menunjukan pukul 04.00 WIB, suara musik terdengar jelas keluar dari pengeras suara. Beberapa mobil mewah terparkir rapih di halaman rumah sang artis.

Beberapa anggota BNN bersiaga tidak jauh dari lokasi target penangkapan, sementara beberapa anggota lainnya menjemput ketua RT setempat untuk menjadi saksi penggerebekan warganya yag terindikasi menggunakan narkoba. Sekitar pukul 04.30 WIB, kediaman Raffi digerebek.

"Ada beberapa yang tertawa saat tim masuk, tapi mereka langsung terdiam ketika anggota menyebutkan dari BNN. Ada beberapa yang masih on," kata salah seorang penyidik kepada detikcom di Kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Minggu (27/1/2013).

Pesta yang digelar di rumah Raffi tersebut merupakan kelanjutan pesta yang sebelumnya digelar di sebuah kafe di bilangan Kemang. Raffi beserta beberapa rekannya itu menggelar pesta di kafe tersebut mulai dari pukul 01.00 WIB.

"Pukul 03.00 WIB mereka melanjutkan di rumah Raffi," ujar penyidik itu.

Saat proses pemeriksaan dilakukan, semua yang berada di dalam ruangan dijaga ketat petugas BNN dan tim laboratorium. Satu per satu mereka diambil urinenya untuk mengetahui kadar narkoba yang mereka konsumsi.

"Sekitar pukul 06.00 WIB artis Z dan I datang ke kediaman Raffi dan akhirnya ikut diperiksa," jelas sumber tersebut.

Berdasarkan keterangan pasangan artis tersebut, mereka datang untuk kepentingan kerjasama production house yang digarap bersama diantara mereka.

Menurut sumber tersebut, bukan kali pertama rumah Raffi dijadikan tempat berkumpul rekan-rekannya. Namun, penyidik enggan gegabah menyosor untuk membuktikan Raffi tertangkap tangan mengkonsumsi narkotika.

Kepala BNN Komjen Anang Iskandar membenarkan, bila saat penggerebakan dilakukan Raffi Cs tengah melakukan pesta narkoba. "Ya mereka lagi pesta-pesta begitu," kata Anang di usai konferensi pers di Kantor BNN.

Hasil penggerebakan petugas menemukan 14 butir MDMA dan 2 linting ganja di dalam kamar Raffi. MDMA sendiri akrab dengan sebutan ekstasi. Barang haram ini ditemukan pertama kali tahun 1921 oleh perusahaan farmasi asal Jerman untuk keperluan medis dan dipakai oleh ahli jiwa.

Mengenakan kaus putih dan topi merah, sang artis digelandang ke Kantor BNN guna pemeriksaan lebih lanjut. Meski diamankan petugas, sesekali senyum kecil terlihat dari raut wajah Raffi.

Sementara itu, dari hasil pemeriksaan sementara tes urine, terdapat lima orang yang terindikasi mengkonsumsi narkotika. Namun, tidak ada nama Raffi Ahmad atau Wanda Hamidah yang juga dicokok saat penggerebekan. BNN menyatakan, pihaknya terus melakukan pemeriksaan spesimen dari seluruh yang diamankan
.

 

Jakarta - Masih menjadi teka-teki keberadaan Wanda Hamidah di rumah Raffi Ahmad saat penggerebekan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN), Minggu (27/1/2013). Ternyata, Raffi tengah pendekatan dengan janda lima anak itu.

"Raffi baru dua minggu dikenalkan ke Wanda. Raffi lagi pendekatan ke Wanda," ungkap saudara Wanda, Deddy Eka Dibrata di kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur.

Namun, Deddy menilai Raffi tak bakal mudah mendapat cinta anggota DPRD itu. Sebab menurutnya, Raffi bukan tipe cowok idaman Wanda.

"Wanda bilang nggak mungkinlah dia bukan tipe saya. Wanda juga sudah punya calon sendiri," kisahnya.

Sebelum ke rumah Raffi, Wanda disebut-sebut sempat berkumpul bersama teman-temannya di salah satu kafe di Kemang, Jakarta Selatan. Hal tersebut terungkap lewat foto-foto yang dimuat dalam sosial media. Salah seorang sahabat Wanda mengunggah foto sedang duduk minum-minum dengan beberapa teman perempuannya.

Dalam foto Wanda mengenakan busana serba hitam. Janda cantik itu tertangkap kamera sedang merokok dan juga memegang gelas cocktail.

Sampai saat ini, Wanda bersama 16 orang lainnya masih menjalani pemeriksaan di kantor BNN. Dari lima orang yang positif pakai narkoba, tidak ada satu pun dari ke empat artis yang ikut ditangkap, termasuk Wanda.



Kamis, 24 Januari 2013

Postingan Blog Bikin Remaja Ini Direkrut Microsoft

Postingan Blog Bikin Remaja Ini Direkrut Microsoft
Jakarta - Andrew Kim adalah seorang remaja yang tengah belajar desain. Ia memikat perhatian Microsoft gara-gara desain yang ia posting di blognya untuk rebranding sang raksasa teknologi tersebut.

Tentu saja, desain yang dibuat bukan desain sembarangan. Tengok saja di situsnya, ia melakukannya dengan sangat serius, seolah-olah ia memang seorang desainer dan bekerja untuk Microsoft.

Ia melakukannya Juli tahun lalu. Kim menganggap, desain lama Microsoft jadul dan kontroversial. Ia pun mengubah logo itu dan menerapkan karyanya di berbagai piranti Microsoft seperti Surface dan ponsel berbasis Windows Phone, lewat gambar.

Postingan ini sempat menjadi viral. Dan menariknya lagi, Microsoft secara resmi mengubah logo mereka hanya beberapa bulan setelahnya. Desain yang minimalis, mirip buatan Kim.

Atas keahliannya, Kim sempat didekati banyak perusahaan. Dan salah satu yang menawarinya kerjaan adalah Microsoft sendiri, tawaran yang akhirnya dipilih Kim.

Dilansir dari Mashable, Rabu (23/1/2013), Kim nantinya akan bekerja di divisi Xbox. "Saya ingin bekerja di tempat yang saya bersemangat. Bekerja di sebuah perusahaan itu seperti menikah, hal itu menjadi bagian fundamental dari hidupmu," demikian sepenggal ucap Kim atas keputusannya.

Penasaran dengan desain yang membuatnya menjadi bagian Microsoft itu? Karyanya bisa ditilik di blog Kim yang bertajuk MinimallyMinimal.

Rabu, 23 Januari 2013

Ini Dia Penampakan Ilustrasi Mata Uang Redenominasi, Rp 1.000 Jadi Rp 1

Ini Dia Penampakan Ilustrasi Mata Uang Redenominasi, Rp 1.000 Jadi Rp 1
Jakarta - Pemerintah mulai sosialisasikan penyederhanaan mata uang rupiah tanpa mengurangi nilanya alias redenominasi. Bahkan ilustrasi mata uang rupiah masa transisi redenominasi dan setelah redenominasi telah dirilis.

Dalam ilustrasi mata uang rupiah redenominasi yang disampaikan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Rabu (23/1/2013), terdapat dua mata uang rupiah dengan desain baru yang nantinya siap digunakan.

Mata uang tersebut yakni mata uang ketika masa transisi, di mana bentuk dan desain masih sama dengan mata uang saat ini yang berlaku namun jumlah nol-nya yang dikurangi.

Jika memang telah dipastikan 3 angka nol akan disederhanakan, maka mata uang masa transisi hanya menghilangkan 3 angka nolnya. Mata uang Rp 100.000 menjadi Rp 100 dengan desain yang sama. Begitu juga Rp 50.000 yang menjadi Rp 50 dan Rp 20.000 yang menjadi Rp 20 dengan desain dan bentuk yang sama.



Sedangkan mata uang setelah redenominasi desainnya akan berbeda. Namun warna dasar masih akan sama agar tidak membingungkan masyarakat.

Seperti diketahui, penyederhanaan jumlah digit pada pecahan rupiah atau redenominasi, hari ini mulai diperkenalkan ke publik.

Acara yang bertajuk Kick Off Konsultasi Publik Perubahan harga rupiah "Redenominasi bukan Sanering" dibuka oleh Menteri Keuangan Agus Martowardojo. Turut menjadi pembicara adalah Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution.

Terlihat sebagai undangan, acara ini dihadiri oleh Asosiasi perbankan, pengamat Ekonomi, perwakilan dari berbagai kementerian, Setwapres, BUMN, dan perusahaan swasta.
RUU Redenominasi telah masuk dalam Prolegnas dan bakal dibahas DPR tahun ini. Jika disetujui, mulai 2014 bakal dimunculkan mata uang baru hasil redenominasi, sehingga ada 2 mata uang yang beredar di masyarakat. Setelah itu secara perlahan hingga 2017 redenominasi dilakukan dan mata uang rupiah lama akan hilang di masyarakat.

Kuasai 220.000 Hektar Lahan Sawit di Liberia, Perusahaan RI Diprotes Warga Lokal

Kuasai 220.000 Hektar Lahan Sawit di Liberia, Perusahaan RI Diprotes Warga Lokal
Distrik Butaw - Perusahaan asal Indonesia ternyata menguasai kebun sawit yang cukup luas di Liberia, Afrika. Akan tetapi sekarang lahan tersebut diprotes oleh para petani yang sudah bertahan di tengah perang saudara selama 15 tahun.

Lahan tersebut berlokasi sekitar tiga jam perjalanan dari ibukota Liberia, Monrovia. Perusahaan asal Indonesia yang bernama Golden Veroleum Liberia (GVL), menanam sawit di atas bukit yang tadinya hutan sekitar provinsi Sinoe County, bagian selatan Liberia.

"Kami tidak menolak perkembangan (industri), tapi kami ingin didengar, dihormati. Kami ingin mereka (GVL) mendengarkan kami," kata salah satu petani lokal Benedict Smarts dikutip AFP, Rabu (23/11/2013).

Pada 2010 lalu, GVL mendapatkan izin pinjam pakai lahan seluas 220.000 hektar untuk memproduksi minyak sawit. Biayanya sebesar US$ 1,5 (Rp 15 ribu) per hektar tiap tahun untuk area hutan yang belum dijamah, dan US$ 5 (Rp 50 ribu) per hektar tiap tahun untuk lahan yang sudah siap tanam.

Sayangnya, perjanjian ini dilakukan tanpa sepengetahuan warga setempat. Saat penandatanganan perjanjian dilakukan di Monrovia, sama sekali tidak ada warga provinsi Sinoe yang menjadi saksi.

Banyak warga di desa Plu, yang berada dekat lahan sawit itu, melayangkan protes terhadap perusahaan asal Indonesia tersebut. Mereka merasa ditindak semena-mena oleh perusahaan asing.

"Orang-orang Indonesia itu datang ke sini pertama kali September 2010," kata warga setempat bernama Benedict Manewah.

"Mereka bilang: Kami sudah punya perjanjian konsesi, presiden kalian yang menjualnya kepada kami," tambahnya.

"Tiga bulan kemudian mereka kembali lagi... dan mereka mulai menghancurkan ladang, kebun, kandang ternak, dan rumah-rumah," imbuhnya.

Manewah masih ingat beberapa tanaman yang ia tanam dan urus untuk bertahan hidup. "Dulu saya punya pohon karet, singkong, sukun, jeruk, kakao, kelapa dan palem," katanya yang sebagian juga dipakai untuk makanan sehari-hari keluarganya.

Para pekerja GVL menghancurkan ladang milik Manewah karena merasa tanah tersebut sudah masuk dalam teritori yang disewa GVL untuk menanam sawit.

"Hasilnya tanamannya mereka bawa pulang untuk rakyat di negaranya (Indonesia)," jelasnya.

Bisnis Tiket Pesawat Online Terbaik

Bisnis Tiket Pesawat Online Terbaik

Satu lagi bisnis yg sedang menjamur dan di minati masyarakat banyak adalah Bisnis Tiket Pesawat Online , memang secara kasat mata kita lihat banyak sekali bermunculan jumlah travel penjualan tiket pesawat di sepanjang pinggiran jalan raya dan di deretan ruko-ruko terus saja bermunculan toko penjualan tiket pesawat terbang.

Fenomena apa ini? Bisnis Tiket Pesawat Online ternyata sangat mudah dijalan, sekarang sudah jamannya internet, hampir setiap orang setiap hari menggunakan internet, pengguna internet di Indonesia sudah mencapai hampir 240 juta orang, sungguh angka ini sangat besar jika kita jadikan pasar market penjualan tiket pesawat terbang.

Sekarang pembelian tiket pesawat terbang sangat mudah, cukup dengan mengirim SMS ke 08127015790 dengan menyebutkan nama, rute dan tgl keberangkatan dlam 5 menit tiket pesawat udara sudah di tangan anda, buktikan sendiri !
Reservasi tiket secara online Cek Tiket Online disini

Selain kemudahan-kemudahan tersebut diatas beberapa orang pebisnis mencoba menggunakan peluang bisnis tiket pesawat online ini dengan cara penjualan online, Bisnis Tiket Pesawat Online, dari setiap penjualan yg anda lakukan ada komisi yg cukup menarik yg akan anda dapatkan dari setiap transaksi penjualan tiket pesawat udara yg anda lakukan, menarik sekali bukan?

Binaga Tours & Travel  Memberikan Kesempatan bisnis kepada anda untuk dapat membuka usaha Travel Online, Bisnis Tiket Pesawat Online

JADILAH JUTAWAN-JUTAWAN BARU
DARI BISNIS TIKET PESAWAT ONLINE
Bergabung? silahkan klik disini
 



Selasa, 22 Januari 2013

Binaga Tours & Travel, Bisnis Tiket Pesawat Online Terpercaya, Aman, Mudah dan Murah

Binaga Tours & Travel - Terpercaya, Aman, Mudah dan Murah

Anda ingin memesan tiket pesawat terbang?
Kami anjurkan anda membeli tiket pesawat kepada Binaga Tours & Travel, pemesanan tiket dapat dilayani secara online, seperti anda ketahui bisnis internet adalah bisnis kepercayaan, untuk itu Binaga Tours & Travel sangat menjaga amanah kepercayaan anda.
Pemesanan tiket anda aman karena kami langsung memesan kepada maskapai penerbangan yg memiliki izin terbang dari dinas perhubungan dan dapat terbang dari seluruh bandara yg ada di dalam dan luar negeri, 
Mudah karena anda dapat memesan tiket dari mana saja dan kapan saja, Binaga Tours & Travel buka 24 jam non stop secara online, anda dapat juga memesan tiket cukup dengan mengirim sms ke nomor hape 08127015790 dengan format Nama Penumpang/Rute/Tanggal Penerbangan dalam 5 menit tiket pesawat terbang pesanan anda dapat diterima di tangan anda,
Dan yang paling penting harga pesawat yang anda pesan akan kami usahakan untuk mendapatkan harga paling Murah atau harga promo setiap hari nya, sesuai motto kami Binaga Tours & Travel Terpercaya, Aman, Mudah dan Murah

Jaman sudah berubah, saat ini semua bergerak dengan cepat sekali, istilahnya zaman sudah mobile, setiap orang sibuk bergerak , baik itu dalam bekerja ataupun dalam melakukan aktifitas bisnis.
Begitu juga dalam dunia penerbangan, akibat pengaruh perubahan zaman yg semakin canggih ini, orang-orang yg melakukan perjalanan bisnis ataupun apapun aktifitasnya dapat melakukan pemesanan tiket pesawat terbang dari mana saja, cukup misalnya melalui sms ke nomor hape 08127015790 dengan menyebutkan Nama Penumpang Pesawat Terbang, Rute Penerbangan yg dipilih serta tanggal penerbangan yg di inginkan, maka hanya dalam waktu 10 menit saja anda sudah memperoleh tiket pesawat ditangan anda.

Binaga Tours & Travel hadir untuk membantu anda dalam mempermudah perjalanan bisnis ataupun perjalanan liburan anda menjadi lebih hemat, mudah dan tentunya mengasyikan, buktikan sendiri,

Saat ini Anda dapat melakukan pemesanan tiket pesawat kepada kami melalui:
Reservasi tiket secara online Cek Tiket Online disini
bisa lewat SMS/telepon
08127015790
Yahoo Messenger : ymsgfinancebtm_cars
email :
ruly.abdillah@gmail.com
dengan menyebutkan Nama Penumpang, Rute Pesawat dan Tanggal keberangkatan

- Pembayaran bisa lewat transfer via ATM, internet banking atau mobile banking
- Dapatkan harga tiket pesawat yang lebih murah dari harga di website maskapai
- E-tiket bisa dikirim lewat email

- Silahkan Lakukan Pembayaran Ke Rekening Dibawah Ini
BCA Cabang Nagoya - Batam

No Rekening :
3403431059

Bank Mandiri Cabang Batam Industrial Park
No Rekening :
1090009967308

Bank BNI Cabang Sei Panas - Batam
No Rekening : 0214822882
Bank Syariah Mandiri - Batam
No Rekening : 0387116703
Atas Nama : Ruly Abdillah


Binaga Tours & Travel Juga Memberikan Kesempatan bisnis kepada anda untuk dapat membuka usaha Travel Online
Kami juga membuka kesempatan bagi rekan rekan semuanya yang berjiwa bisnis untuk bergabung bersama kami dalam menjalankan bisnis ini. Jika anda tertarik dan serius untuk mendapatkan penghasilan yang tidak terjangkau, Silahkan klik disini  
JADILAH JUTAWAN-JUTAWAN BARU
DARI BISNIS TIKET PESAWAT ONLINE

Jika ada yg ingin di tanyakan Hubungi Kami melalui nomor di bawah ini :
08127015790
085264824843
Email : ruly.abdillah@gmail.com
JAM KERJA PUKUL 08.00 - 21.00 WIB 



Senin, 21 Januari 2013

Wah! Bisnis Sewa Pacar Lagi Marak di China

Wah! Bisnis Sewa Pacar Lagi Marak di China
Beijing - Ingin anak perempuannya cepat menikah menjadi keinginan dari para orang tua di China. Untuk menghindari pertanyaan soal menikah, perempuan di China bisa menyewa pria untuk dijadikan pacar sementara.

Salah satu situs jual beli terbesar di China yaitu Taobao.com, saat ini menawarkan jasa 'sewa pacar laki-laki'. Memakai jasa sewa ini, kaum perempuan bakal ditemani oleh 'pacarnya' saat mengunjungi teman atau keluarga, berbelanja, hingga makan malam. Biayanya per jam.

Layanan sewa pacar seperti ini makin 'hot' mendekati festival musim semi atau 'Spring Festival'. Ini merupakan festival terpenting di China tempat bertemunya keluarga dan sanak saudara. Di China, para orangtua biasanya khawatir jika anak perempuannya belum menikah.

Dalam festival tersebut, seorang perempuan berstatus 'single' biasanya bakal menghadapi pertanyaan saat makan malam bersama sanak saudara: Apakah kamu mempunyai pacar?

Bagi mereka yang belum menemukan pria yang tepat, jasa sewa pacar ini menjadi solusi darurat. Namun pria mana yang mau menawarkan jasa tersebut?

"Saya biasa memberikan layanan seperti itu (sewa pacar) karena saya bosan dan mengetahui jasa ini dari beberapa teman wanita di kantor," ujar Ding Hui (27 tahun), sebuah salesman pabrik plastik di Shanghai, seperti dikutip dari Chinadaily, Senin (21/1/2013).

Hui di kantornya mendapatkan gaji 10 ribu yuan (US$ 1.600) per bulan. Dia pernah menjalani bisnis sewa pacar ini dua kali pada saat Spring Festival dan National Day tahun lalu. Pelanggannya adalah 2 wanita berusia 28 tahun.

Kepada pelanggannya, Hui menarik tarif 3.000 yuan, dan pelanggannya harus membayar ongkos transportasi, akomodasi, sampai membelikannya baju agar dia terlihat pintar.

Saat ini, lebih dari 260 pria menawarkan jasa sewa pacar di Taobao.com. Jumlah pria yang menawarkan jasa ini terus bertambah.

Selasa, 15 Januari 2013

Daftar Gaji Para Petinggi BUMN

Inilah Daftar Gaji Para Petinggi Telkom
Selama satu tahun penghasilan orang nomor satu Telkom adalah Rp 7,53 miliar.

VIVAnews - Rencana pemerintah menaikkan gaji pejabat negara menuai kontroversi banyak kalangan. Sejumlah pejabat sering membandingkan gaji mereka dengan gaji direksi perusahaan milik negara yang justru menjadi bawahan mereka.
Namun, kalangan lainnya menilai gaji pejabat negara tak layak dibandingkan dengan gaji direksi BUMN. Sebab, pejabat negara merupakan jabatan pengabdian kepada negara, sedangkan BUMN berorientasi untuk mencari keuntungan.
Jika ditelusuri, tak bisa dipungkiri gaji para direksi BUMN memang cukup mencengangkan. Misalnya, gaji bos Bank Mandiri, BRI, BNI, Pertamina dan Telkom. Gaji mereka jauh lebih besar ketimbang gaji menteri yang menjadi atasan mereka, bahkan jika dibandingkan dengan gaji presiden Republik Indonesia sekalipun.
Contohnya saja, gaji direksi PT Telkom Indonesia. Seperti disebutkan dalam laporan keuangan Telkom tahun 2008 yang juga dipublikasikan melalui pasar modal, penghasilan direksi BUMN ini cukup mencengangkan.
Selama satu tahun penghasilan orang nomor satu Telkom adalah Rp 7,53 miliar. Jika dihitung rata-rata per bulan, Rinaldi Firmansyah yang menjabat Direktur Utama Telkom akan memperoleh penghasilan Rp 627,5 juta setiap bulannya.
Direktur yang memperoleh gaji terbesar kedua adalah Arief Yahya, Direktur Enterprise & Wholesale Telkom sebesar Rp 7,49 miliar.
Berikut ini perincian gaji direksi dan komisaris perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia tersebut seperti disebutkan dalam laporan keuangan BUMN ini.
Gaji Dewan Direksi PT Telkom (dalam juta rupiah)
DireksiGajiTunjanganAsuransiTunjangan LainTotal
Rinaldi Firmansyah1.800,03.591,4342,91.795,57.529,6
Faisal Syam1.620,02.739,2308,61.591,26.259,7
Sudiro Asno1.620,02.739,2308,61.938,96.606,7
Ermady Dahlan1.620,02.739,2308,62.089,06.756,8
I Nyoman G1.620,02.739,2308,61.513,66.181,4
Arief Yahya1.620,03.287,0308,62.282,47.498,0
Gaji Dewan Komisaris Telkom (dalam juta rupiah)
KomisarisGajiTunjanganAsuransiTunjangan LainTotal
Tanri Abeng900,01.765,2-796,83,462,0
Arif Arryman810,01.588,7-743,13.141,8
P Sartono810,01.588,7-713,13.111,8
Mahmuddin Yasin810,0821,8-713,12.344,9
Anggito Abimanyu405,01.588,7-405,72.399,4
Bobby AA Nazief202,5--304,1506,6
+++++++
Rata-rata satu orang direksi Mandiri membawa pulang duit Rp 6,6 miliar selama 2008.
Dirut Bank Mandiri, Agus Martowardojo (daylife.com)
VIVAnews – Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk, Agus Martowardojo enggan mengomentari soal gaji dirinya yang jauh lebih tinggi, bahkan sampai 4 kali dibandingkan dengan gaji kotor Presiden Republik Indonesia.
“Nanti, saya lihat dulu gaji saya, berapa ya,” ujar Agus di Jakarta, Kamis, 29 Oktober 2009.
Dalam laporan keuangan Bank Mandiri 2008, gaji, tunjangan, dan bonus yang diberikan kepada 12 direksi mencapai Rp 79,35 miliar. Angka ini terdiri dari Rp 26,84 miliar gaji pokok, Rp 16,28 miliar tunjangan, dan Rp 36,23 miliar bonus. Rata-rata satu orang direksi Mandiri membawa pulang duit Rp 6,6 miliar selama 2008.
Apakah setuju gajinya diturunkan?
Agus menjawab, “Kalau kami si tergantung pemegang saham.”
Menurut dia, hasil rapat pemegang umum saham menentukan besaran gaji direksi satu perusahaan. Selain itu, pemegang saham juga melihat dari sisi pengelolaan unit bisnis. Pemegang saham tentu akan menyesuaikan dengan tugas dan risiko bisnis. “Itu terus ditetapkan.”
Disinggung soal kesenjangan gaji bos BUMN dengan gaji pejabat negara, Agus mengaku tidak memiliki opini soal itu. “Kalau soal itu, Direktur sumber daya manusia yang bisa menyampaikan.”
Terkait dengan penurunan gaji para bankir yang dilakukan oleh negara-negara anggota G-20, Agus menekankan yang disorot di forum G-20 adalah invesment banking yang umumnya aktif bermain di pasar finansial dengan berbagai jenis produk derivatif.
Menurut dia, di industri perbankan terbagi dalam dua kategori, yakni core banking dan investment banking. Kalau commercial banking termasuk dalam core banking sehingga tidak menjadi tekanan. “Yang disorot G20 adalah bank investasi.”
Di antara total 141 badan usaha milik negara (BUMN), direktur utama perusahaan mana yang gajinya tertinggi? Bagaimana jika dibandingkan dengan swasta?
DI Indonesia, urusan gaji masih sering dianggap hal yang tabu untuk dibicarakan secara blak-blakan. Banyak perusahaan yang enggan merilis data gaji yang dibayarkan kepada para eksekutifnya. Salah satu alasannya menghindari pembajakan eksekutif berprestasi oleh perusahaan lain yang menjadi kompetitor.
Beruntung, sejak beberapa tahun terakhir, ada kebiasaan bagus yang dilakukan oleh BUMN yang sudah go public atau listing di Bursa Efek Indonesia. Setiap rapat umum pemegang saham (RUPS) tahunan, perusahaan-perusahaan pelat merah menyertakan informasi umum tentang remunerasi bagi direksi dan komisarisnya.
Dengan demikian, publik pun bisa menelusuri berapa besar gaji dan bonus yang diterima oleh bos-bos BUMN besar tersebut. Transparansi itu penting untuk menuju tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG).
Nah, seberapa besarkah remunerasi yang diterima? Ternyata, angkanya sangat besar, mencapai ratusan juta rupiah per bulan. Tidak salah jika dikatakan bahwa gaji para bos BUMN saat ini selangit. Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil mengatakan, perbaikan remunerasi merupakan salah satu strategi untuk mendorong profesionalisme para eksekutif BUMN. ”Yang terpenting, sistem remunerasi harus berbasis kinerja. Jika kinerjanya bagus, remunerasi juga bagus. Gaji naik, ditambah bonus. Tapi jika kinerjanya jelek, remunerasinya juga tidak akan naik,” ujarnya.
Karena itu, Sofyan mengatakan lega karena menjelang akhir masa jabatannya sebagai Men BUMN, pihaknya berhasil menyelesaikan peraturan menteri (permen) tentang pedoman penetapan penghasilan direksi, komisaris,dan dewan pengawas BUMN. Permen No 2/MBU/2009 tersebut ditetapkan akhir April lalu. ”Permen ini menjadi rambu-rambu untuk menetapkan remunerasi pejabat BUMN,” katanya.
Menurut Sofyan, perbaikan remunerasi diharapkan bisa sejalan dengan perbaikan kinerja BUMN. Untuk itu, sistem remunerasi BUMN yang selama ini relatif kurang jika dibandingkan dengan sektor swasta di bidang industri sejenis ditargetkan bisa semakin kompetitif. ”Saat ini, sudah relatif kompetitif. Contohnya, bank. Ini supaya orang yang terbaik tetap bertahan di situ (BUMN, Red),” jelasnya.
Saat ini, di antara total 141 perusahaan pelat merah, kinerja BUMN sektor perbankan memang cukup menonjol. Karena itu, gaji eksekutif bank pelat merah masuk dalam jajaran gaji tertinggi di BUMN. Hingga 2009, rekor gaji tertinggi di BUMN masih dipegang oleh eksekutif Bank RakyatIndonesia (BRI). Per 2009, Direktur Utama BRI Sofyan Basyir membawa pulang gaji Rp 167 juta per bulan. Direktur lain mengantongi Rp 150 juta per bulan.
Selain gaji, eksekutif BRI mengantongi bonus besar. Tahun ini, para direksi dan komisaris menerima total bonus atau tantiem Rp 69,11 miliar. Bonus tersebut dibagi untuk 10 orang direksi, 6 orang komisaris, dan 1 orang sekretaris dewan komisaris.
Komposisi pembagian menggunakan skema standar 100 persen untuk direktur utama, sedangkan direksi menerima bonus 90 persen dari yang diterima direktur utama. Komisaris utama menerima bonus 40 persen dari yang diterima direktur utama. Komisaris menerima 36 persen dari yang diterima direktur utama dan sekretaris dewan komisaris menerima bonus 15 persen dari yang diterima direktur utama.
Dengan komposisi tersebut, tahun ini Direktur Utama BRI Sofyan Basyir mengantongi bonus Rp 6,036 miliar. Jika ditambah dengan gaji Rp 167 juta per bulan, total gajidan bonus yang dikantongi Sofyan mencapai Rp 8,04 miliar setahun atau setara dengan Rp 670 juta per bulan.
Pundi-pundi duit yang dikantongi bos BRI memang terus naik dari tahun ke tahun. Pada 2008, gaji direktur utama Rp 150 juta dan direktur lainnya Rp 135 juta. Tahun lalu, BRI membagikan bonus atau tantiem total Rp 39,187 miliar. Dengan angka tersebut, direktur utama mengantongi tantiem Rp 3,422 miliar. Dengan demikian, setelah dijumlahkan dengan gaji selamasatu tahun, total gaji dan bonus yang diterima Rp 5,222 miliar atau setara Rp 435,16 juta per bulan.
Pada 2007, gaji direktur utama BRI Rp 123 juta per bulan dan gaji direktur lainnya Rp 112 juta per bulan. Pada tahun itu, BRI memberikan tantiem total Rp 21,290 miliar. Sebanyak Rp 1,859 miliar di antaranya diperuntukan direktur utama. Dengan demikian, pada 2007 direktur utama mengantongi total gajidan bonus Rp 3,335 miliar atau setara Rp 277,91 juta per bulan.
Keputusan pemegang saham untuk terus menaikkan gaji eksekutif BRI dan mengguyur bonus miliaran rupiah, tampaknya, mengacu pada kinerja perseroan yang terus meningkat. Pada 2006, BRI membukukan laba bersih Rp 4,257 triliun. Pencapaian itu terus naik pada 2007 dengan raihan laba bersih Rp 4,838 triliun. Pada 2008, saat turbulensi perekonomian global menerjang paro kedua tahun lalu, manajemen BRI masihbisa mendongkrak laba bersih hingga Rp 5,958 triliun.
Di bawah BRI, eksekutif BUMN yang masuk jajaran bergaji tertinggi adalah Bank Mandiri. Tahun ini, Agus Martowardojo yang menduduki kursi direktur utama mengantongi gaji Rp 166 juta per bulan, sedangkan anggota direksi lainnya mengantongi Rp 150 juta per bulan.
Gaji bos Bank Mandiri memang hanya tipis di bawah gaji bos BRI. Namun, untuk urusan bonus atau tantiem, angkanya terpaut cukup jauh. Jika tahun ini direktur utama BRI mendapatkan tantiem Rp 6,036 miliar, tantiem untuk direktur utama Bank Mandiri Rp 4,77 miliar. Meski demikian, jika dijumlah dengan total gaji, pundi-pundiyang dikantongi Agus Martowardojo masih sangat besar, yakni Rp 6,762 miliar setahun atau setara Rp 563,5 juta per bulan.
Sebenarnya, pada 2008, total remunerasi yang dikantongi bos Bank Mandiri lebih besar daripada yang didapat bos BRI. Pasalnya, tahun lalu, besaran gaji direktur utama BRI dan Bank Mandiri sama, yakni Rp 150 juta per bulan. Demikian pula gaji anggota direksi Rp 135 juta.
Namun, tahun lalu pemegang saham Bank Mandiri memberikan tantiem lebih besar. Jika total tantiem BRI Rp 39,187 miliar, tantiem untuk eksekutif Bank Mandiri mencapai Rp 46,06 miliar. Dengan demikian, besaran tantiemyang diterima direktur utama pun lebih besar, yakni mencapai Rp 3,70 miliar. Jika ditotal dengan gaji, penghasilan selama setahun yang diterima bos Bank Mandiri pada 2008 mencapai Rp 5,50 miliar atau setara Rp 458,33 juta per bulan.
Tidak semua bos BUMN bersedia bicara terbuka soal penghasilan yang diterima dan bagaimana membelanjakannya. Salah seorang yang cukup terbuka adalah Direktur Utama Bank Mandiri Agus Martowardojo.
Pria kelahiran Amsterdam, 24 Januari 1956 tersebut bicara te­rang-terangan saat ditanya tentang keputusan rapat umum pemegang sahamyang menaikkan gajinya pada 2009. “Gaji saya naik dari Rp 150 juta per bulan menjadi Rp 166 juta per bulan,” ujarnya.
Menurut Agus, kenaikan gaji itu dinilai wajar oleh pemegang saham seiring dengan meningkatnya kinerja Bank Mandiri sepanjang 2008. “Karena itulah, gaji direksi naik 11,06 persen,” katanya.
Tahun lalu Bank Mandiri membukukan laba bersih Rp 5,31 triliun atau naik 22,3 persen jika dibandingkan dengan jumlah tahun sebelumnya, Rp 4,34 triliun. Laba 2008 tersebut merupakan pen­capaian tertinggi Bank Mandiri sepanjang sejarahnya.
Adapun Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia Sofyan Basyir belum bersedia bicara soal remunerasi yang diterimanya.
http://www.jawapos.co.id/halaman/index.php?act=detail&nid=88206
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Jumat,Kompas 22 Juli 2011
Gaji Ke-13 Pejabat Negara
Ainna Amalia FN
Pada 30 Juni lalu, pemerintah mengeluarkan PP Nomor 33 Tahun 2011 tentang Gaji, Pensiun, Tunjangan Bulan Ke-13 kepada PNS, anggota TNI, anggota Polri, pejabat negara, dan pensiunan.
Gaji ke-13 tahun ini menghabiskan anggaran negara Rp 8 triliun: Rp 1 triliun dialokasikan untuk gaji ke-13 para pejabat negara. Menurut PP No 33/2011, para pejabat negara juga kecipratan jatah gaji ke-13. Padahal, tiap bulan mereka telah mendapat gaji beserta tunjangan rata-rata di atas Rp 10 juta.
Lihat saja, gaji dan tunjangan presiden per bulan Rp 62 juta; wakil presiden Rp 42 juta; menteri, jaksa agung, panglima TNI, dan pejabat setingkat masing-masing lebih dari Rp 18 juta; ketua DPR Rp 30 juta; serta wakil ketua DPR Rp 26 juta.
Di samping menerima gaji tinggi, para pejabat negara juga mendapat fasilitas rumah dan mobil dinas. Mobil dinas menteri dan pejabat tinggi lain adalah Toyota Crown Royal Saloon seharga Rp 1,3 miliar. Rumah dinas yang mereka tempati pun bernilai miliaran rupiah.
Ganti rugi cara Belanda
Ini berbeda halnya dengan gaji dan fasilitas pejabat negara di Belanda, salah satu negara kaya di dunia yang berpendapatan per kapita 22.570 euro (Rp 273,28 juta). Alih-alih beroleh gaji ke-13, anggota parlemen Belanda bahkan tak menerima gaji dan fasilitas mobil. Mereka hanya memperoleh ganti rugi transpor yang tak terlalu besar nilainya.
Banyak ditemukan anggota parlemen berangkat ke kantor dengan trem, sejenis kendaraan umum kota mirip kereta api tetapi bentuknya lebih kecil. Bahkan, ada yang pergi dinas dengan naik sepeda onthel.
Negara hanya mengganti uang transpor untuk kepentingan tugas keparlemenan 781,36 euro (Rp 9,5 juta) bagi yang bertempat tinggal dalam radius 10-15 kilometer (km) dari kompleks parlemen Binnenhof (Den Haag). Yang tinggal di radius 15-20 km mendapat 1.093,63 euro (Rp 13,2 juta) dan yang bermukim di radius lebih dari 20 km menerima uang transpor 1.562,72 euro (Rp 18,9 juta). Yang berumah dalam radius kurang dari 10 km tak masuk dalam ketentuan itu dan tak dapat apa-apa.
Sungguh amat berbeda keadaannya dengan pejabat di Tanah Air yang berlimpah gaji dan fasilitas. Gaji tinggi dan beragam fasilitas bagi pejabat negara itu tak sebanding dengan tingkat kesejahteraan rakyat indonesia.
Menurut data BPS (Maret 2011), jumlah penduduk miskin Indonesia 30,02 juta jiwa, sekitar 12,49 persen dari total penduduk Indonesia. Warga miskin ini berpenghasilan di bawah Rp 220.000 per bulan. Bisa dibayangkan, betapa repot mereka memenuhi kebutuhan makan sehari-hari dengan penghasilan hanya Rp 220.000 per bulan. Ini belum lagi untuk kebutuhan lain seperti pendidikan dan kesehatan.
Melihat keadaan semacam ini, pejabat yang merupakan pelayan masyarakat seharusnya malu jika masih mendapat gaji ke-13. Anggaran sebesar Rp 1 triliun untuk gaji ke-13 para pejabat seharusnya dialokasikan untuk kepentingan rakyat kecil yang jauh lebih membutuhkan.
Para pejabat seharusnya menyadari hakikatnya sebagai pejabat: melayani rakyat. Karena rakyat yang dilayani masih banyak yang belum hidup layak, tidak pantas bagi pejabat mendapat gaji ke-13 dari APBN/APBD yang notabene adalah hasil keringat rakyat Indonesia.
Mau dengan alasan ”tugas berat dan tanggung jawab besar sebagai pejabat negara”? Itu adalah konsekuensi seorang pejabat. Atau dengan alasan ”pejabat juga memiliki kebutuhan hidup seperti masyarakat lain”? Saya kira kedua alasan itu tak pas bagi pejabat untuk menerima gaji lebih besar lagi, sementara masih banyak warga yang susah memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Mental pejabat yang rakus dan selalu merasa kekurangan ini muncul karena sistem di negara kita mensyaratkan modal besar untuk menjadi seorang pejabat. Otomatis ketika menjadi pejabat, mereka berusaha mengembalikan modal yang telah mereka gunakan dengan berbagai cara untuk mendapat jabatan.
Di samping itu, budaya feodal telah mencetak pejabat kita bermental juragan—bergaya hidup mewah dan glamor—sehingga berapa pun gaji dan fasilitas yang mereka terima selalu tak cukup memenuhi kebutuhan mereka yang ”langit adalah batasnya”. Sikap mental itulah yang telah membutakan mata hati pejabat kita. Mereka tidak peka dengan ketidaksejahteraan rakyat.
Patut diapresiasi apa yang dilakukan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menolak gaji ke-13. Penolakan seperti itu juga dilakukan oleh Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie pada tahun 2006. Menurut keduanya, gaji ke-13 hanya pantas bagi pegawai negeri sipil golongan I dan II. Pejabat negara dengan golongan lebih dari itu tidak layak mendapatkannya.
Jika para pejabat negara merasa kurang dengan gaji yang telah mereka terima, persoalannya terletak bukan pada besar atau kecilnya gaji, melainkan pada sikap mental dan gaya hidup yang seharusnya sudah diubah. Gaya hidup yang sekarang berlebih-lebihan itu mestinya berubah menjadi sikap hidup yang sederhana.
Belajar hidup sederhana
Perihal hidup sederhana, agaknya pejabat negara kita perlu belajar banyak dari sosok Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad. Selama menjabat sebagai presiden, dia tidak pernah mengambil gajinya sebagai presiden. Ketika diwawancarai oleh wartawan TV FOX Amerika Serikat, dia memberikan alasan bahwa semua kesejahteraan milik negara dan rakyat. Ia bertugas menjaganya.
Ahmadinejad hanya mengambil gajinya sebagai dosen di sebuah universitas, yang tak lebih dari 250 dollar AS (Rp 2,1 juta) per bulan. Presiden Iran ini juga tidak menempati rumah dinas yang mewah, tetapi tetap tinggal di rumah sendiri yang sederhana, warisan dari ayahnya 40 tahun silam.
Ketika melaksanakan perjalanan dinas, dia memilih naik pesawat terbang biasa dan duduk di kelas ekonomi. Sungguh sebuah potret pemimpin yang lebih mengutamakan kepentingan rakyat daripada kepentingan sendiri.
Para pejabat di India setali tiga uang. Sebagaimana diceritakan Akbar Faizal (Partai Hanura) ketika DPR melakukan kunjungan kerja di India pada Mei lalu, para menteri India sehari-hari hanya pakai baju sederhana khas India, bukan baju mahal bermerek internasional. Mereka lebih senang memakai produk dalam negeri ketimbang buatan luar negeri.
Setelah selesai melakukan kunjungan ke India, anggota Komisi II DPR ini mengaku merasa malu dengan gaya hidup pejabat di Indonesia. Malu dengan banyaknya gaji dan fasilitas yang telah mereka terima. Sekarang tinggal kita menunggu apakah para pejabat ini akan merasa malu menerima gaji ke-13. Apakahmereka masih memiliki kekuatan nurani untuk menolak gaji ke-13? Kita lihat saja.
Ainna Amalia FN Dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya dan Peneliti di Lembaga Penelitian Agama dan Sosial Budaya Surabaya

Siapa Pemilik Akun Twitter Triomacan 2000 ?

Siapa Pemilik Akun Twitter Triomacan 2000 ?
Oh Trio macan..yang bikin geger.. ternyata seorang laki-laki yang berprofesi sebagai konsultan “palu gada” (politik, hukum, dan bisnis) atau broker politik yang menghabiskan waktunya bertwitter ria..

RABU, 23 MEI 2012 | 14:32 WIB
Siapa Pemilik Akun Twitter Triomacan 2000?
Besar Kecil Normal
TEMPO.CO, Jakarta – Di media sosial Twitter, ada beberapa akun anonim yang sering dibicarakan orang. Salah satunya @TrioMacan2000. Kicauannya sering menyerempet isu-isu sensitif, termasuk skandal panas di pusat kekuasaan. Belum tentu semuanya benar, tetapi kicauannya beberapa kali mengundang komentar pejabat yang gerah.
Siapa pemilik akun dengan pengikut 60 ribu lebih yang tayang perdana sejak 1 April 2011? Untuk mengetahuinya, Tempo menemui dia, Selasa 22 Mei 2012. Ia bersedia mengakui sebagai pemilik akun yang namanya ditulis sebagai “Ade Ayu Sasmita” ini. Ia pun bersedia menjelaskan latar belakangnya dalam berkicau, termasuk bahan kicauannya. Namun, untuk saat ini, ia meminta nama aslinya tidak dipublikasikan dulu. “Nanti saja menjelang 2014,” katanya.
Pengikutnya sering menyapa “Ade Ayu Sasmita” dengan “mbak”. Padahal ia sebenarnya seorang laki-laki berkulit cokelat, suka tertawa lepas, dan tak henti merokok Sampoerna A-Mild. Pertemuan kami di sebuah hotel di Jakarta Utara ini adalah untuk kedua kalinya. Dan dalam dua kali ketemu, dia selalu sibuk menerima telepon guna membicarakan pelbagai proyek di sela obrolan. “Pekerjaan saya konsultan politik, hukum, dan bisnis,” katanya.

“Ade Ayu Sasmita” punya latar belakang aktivis. Ia mengatakan pernah berhadapan dengan polisi, bahkan dipenjara. Ia mengatakan istrinya tahu hobinya menebar pernyataan di media sosial.
Dalam pertemuan di satu hotel di Jakarta Pusat, “Ade Ayu Sasmita” meyakinkan kepada Tempo sebagai pemilik akun TrioMacan 2000. Dia menyalakan iPad-nya, lalu ia menuliskan sebaris cuit yang didiktekan Tempo. Sedetik kemudian cuit itu tayang di timeline.
+++++++++++++++++++++
RABU, 23 MEI 2012 | 16:47 WIB
30-an Orang Tahu Identitas TrioMacan2000
Besar Kecil Normal
TEMPO.CO, Jakarta – Pemilik akun anonim di Twitter, TrioMacan2000, mengatakan tak takut identitasnya terbuka. “Ada 30 orang yang tahu. Makin lama, makin banyak yang tahu,” kata dia kepada Tempo, Selasa, 22 Mei 2012.
Di media sosial Twitter, ada beberapa akun anonim yang sering dibicarakan orang. Salah satunya @TrioMacan2000. Kicauannya sering menyerempet isu-isu sensitif, termasuk skandal panas di pusat kekuasaan. Belum tentu semuanya benar, tetapi kicauannya beberapa kali mengundang komentar pejabat yang gerah.
Siapa pemilik akun dengan pengikut 60 ribu lebih yang tayang perdana sejak 1 April 2011? Untuk mengetahuinya, Tempo menemui dia, Selasa 22 Mei 2012. Ia bersedia mengakui sebagai pemilik akun yang namanya ditulis sebagai “Ade Ayu Sasmita” ini. Ia pun bersedia menjelaskan latar belakangnya dalam berkicau, termasuk bahan kicauannya. Namun, untuk saat ini, ia meminta nama aslinya tidak dipublikasikan dulu. “Nanti saja menjelang 2014,” katanya.
Sang Macan mengatakan tidak takut jika pada akhirnya identitasnya terbuka. “Masalahnya apa kalau ketahuan? Aku dari dulu sudah begini. Hahaha…”
Ditanya apakah pernah bergiat di bidang intelijen, pria 40-an tahun ini menjawab, “Nantilah itu. Yang pasti, tak ada intel pensiun. Hahaha…”
Ia lalu berkata soal pengalamannya, “Dulu aku pernah ditahan waktu kasus Kedung Ombo (kasus Kedung Ombo adalah penolakan warga atas pembangunan waduk di Jawa Tengah pada 1989 yang menenggelamkan 37 desa di Sragen, Boyolali, dan Grobogan). Aku ditahan, tapi tidak pernah diadili. Aku waktu itu pakai kaos gambar Soeharto berbadan babi.”
Dalam pertemuan di satu hotel di Jakarta Pusat, “Ade Ayu Sasmita” meyakinkan kepada Tempo sebagai pemilik akun TrioMacan 2000. Dia menyalakan iPad-nya, lalu ia menuliskan sebaris cuit yang didiktekanTempo. Sedetik kemudian cuit itu tayang di timeline.
Bagja dan Pramono
+++++++++++++++++++++++++++
RABU, 23 MEI 2012 | 16:35 WIB
TrioMacan Klaim Cuitnya Info Intelijen
Besar Kecil Normal
TEMPO.CO, Jakarta – Pemilik akun Twitter TrioMacan 2000 menyatakan memperoleh bahan untuk cuitannya dari pelbagai sumber. Sebagian besar, ia menyebutnya “sumber A1″. “Waktu aku tweet Gayus (Tambunan) ketipu di penjara, aku dengar dari sumbernya langsung,” kata dia kepada Tempo, Selasa, 22 Mei 2012.
Di media sosial Twitter, ada beberapa akun anonim yang sering dibicarakan orang. Salah satunya @TrioMacan2000. Kicauannya sering menyerempet isu-isu sensitif, termasuk skandal panas di pusat kekuasaan. Belum tentu semuanya benar, tetapi kicauannya beberapa kali mengundang komentar pejabat yang gerah. Siapa pemilik akun yang mencantumkan identitas sebagai “Ade Ayu Sasmita” ini? Untuk mengetahuinya, Tempo menemui dia. (baca:Siapa Pemilik Akun Twitter Triomacan2000? )
“Ade Ayu Sasmita” mengatakan kicauannya di Twitter sebagai “informasi intelijen, mentah, setengah masak, dan butuh konfirmasi.” Namun beberapa seri kicauannya sebenarnya seringkali mengutip berita yang sudah dimuat di media massa, termasuk Majalah Tempo.
Soal pilihannya menggunakan Twitter, Sang Macan mengatakan, “Efektivitas Twitter besar. Kalau Facebook, tak kuat. Pejabat tidak main Facebook.” Sang Macan mengatakan hanya memiliki satu akun, yang “Kadang juga tidak terurus.”
Dia menyebutkan, pada Pemilihan Presiden 2009, dia sempat mengelola 30 akun Facebook. Antara lain “Oposisi Jalanan”, “Suara Reformasi”, “Suara Guru”, “Suara Rakyat”. Semuanya untuk menghantam salah satu calon presiden. Ditanya alasannya menyerang calon itu, ia berkata sambil tertawa, “Karena dia tipu aku. Hahaha…”
Pengikutnya sering menyapa “Ade Ayu Sasmita” dengan “mbak”. Padahal ia sebenarnya seorang laki-laki berkulit cokelat, suka tertawa lepas, dan tak henti merokok Sampoerna A-Mild. Pertemuan Tempo dengan dia di sebuah hotel di Jakarta Utara ini adalah untuk kedua kalinya. Dan dalam dua kali ketemu, dia selalu sibuk menerima telepon guna membicarakan pelbagai proyek di sela obrolan. “Pekerjaan saya konsultan politik, hukum, dan bisnis,” katanya.
BAGJA dan PRAMONO

Bisnis anak cucu konglomerat indonesia?

 Mau tau bisnis anak cucu konglomerat indonesia?
Sejak lahir mereka telah berkubang kemewahan dan mewarisi kerajaan bisnis keluarga. Toh, tak semua tertarik menjadi putra mahkota. Ada juga yang lebih senang menorehkan jejaknya sendiri. Bagaimana kiprah mereka?

Kalian berhak berusaha menjadikan diri seperti mereka
Namun jangan pernah menjadikan mereka seperti kalian
Sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur
Dan tidak pernah pula tenggelam di masa lampau
Kalian adalah busur
Dan anak-anak itu adalah anak panah yang meluncur

(Kahlil Gibran dalam Sang Nabi).


Anak-anak panah”? itu memang telah melesat, bahkan mungkin mengorbit menggapai langit, melampaui batas harapan orang tua. Ada yang mengikuti jejak orang tuanya menjadi pebisnis bahkan mewarisi bisnis yang telah dirintis orang tuanya. Sebut saja Anthony Salim. Anak taipan Sudono Salim ini telah lama malang melintang menjadi nakhoda di imperium bisnis Grup Salim. Anthony tercatat sebagai CEO PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Begitu juga Michael Joseph Sampoerna yang didapuk menempati pos sebagai CEO PT HM Sampoerna Tbk. di usianya yang menginjak 25 tahun. Hal yang sama dialami Anindya Novian Bakrie, Luckyto Wanandi, Jeffry Jan Dharmadi, Agus Salim Pangestu, Purnomo Prawiro, Noni Purnomo dan Dandy Rukmana, yang diserahi tampuk kekuasaan oleh generasi sebelumnya (lebih rincinya lihat Tabel).

Namun sepertinya air cucuran hujan tak selalu jatuh ke pelimbahan. Anak-anak atau cucu konglomerat ini tak semuanya tertarik untuk bergabung di perusahaan keluarga yang notabene telah dibangun dan dibesarkan oleh sang orang tua dengan — boleh jadi — cucuran air mata dan darah. Meski mengikuti jejak orang tua menjadi pebisnis, ternyata ada juga anak-anak konglomerat ini yang lebih enjoy mengibarkan bendera sendiri.
Sebut saja Dian Muljadi. Putri Kartini Muljadi — salah satu pemilik Tempo Scan Pacific Tbk. — ini sukses membentangkan kerajaan bisnisnya sendiri bersama sang suami, dan Adiguna Sutowo lewat Mugi Rekso Abadi. Anak Sudwikatmono, Agus Lesmono, pun memilih membangun bisnisnya sendiri dengan membangun Grup Indika. Meski hampir semua anak Sudono Salim ikut cawe-cawe di Grup Salim, para cucunya ternyata lebih asyik membangun bisnisnya sendiri. Lihat saja kiprah Fransisca Liem dengan butik Hermesnya. Cucu Om Liem ini sepertinya emoh bergabung dengan kerajaan bisnis moyangnya yang sudah menggurita di berbagai sektor bisnis. Setali tiga uang, Ronald Liem malah nyemplung ke bisnis media dengan mendirikan Majalah Prestige Indonesia, majalah lisensi asal Singapura.

Ada juga konglomerat yang justru tak menginginkan anaknya ikut terjun di bisnis keluarga. Bambang Rachmadi, misalnya. Pemilik jaringan waralaba McDonald’s di Indonesia ini melarang anaknya terlibat dalam bisnis yang dirintisnya. Bambang lebih senang bisnisnya diurus oleh profesional, sedangkan anaknya diberi modal dan keleluasaan untuk merintis bisnis sendiri.

Mereka adalah anak-anak kehidupan yang merindukan kehidupannya sendiri. Generasi penerus konglomerat ini ada juga yang justru memilih mengaktualisasikan diri dengan merentas karier sebagai profesional di perusahaan lain, memilih menjadi seniman, bahkan terjun ke kancah politik sebagai anggota DPR. Paquita Widjaja, Sasya Tranggono dan Astrid Salim memilih menjadi seniman ketimbang pebisnis. Begitu pula Sjakon George Tahija yang lebih suka menggeluti profesi dokter dan kemudian membangun klinik mata. Ada banyak mereka yang lebih memilih mengepakkan sayapnya di jalur yang mereka minati dan sukai. Anak-anak konglomerat ini sepertinya tak silau dengan jabatan mentereng di perusahaan besar milik orang tuanya. Mereka bahkan mau bersusah payah merentas karier atau membangun bisnisnya dari nol.

“Lakukan sesuatu yang kamu kenal dan membuatmu bahagia.” Nasihat itulah yang mengantarkan Paquita Widjaja menjadi seniman dan staf pengajar di Institut Kesenian Jakarta. Ketimbang meneruskan bisnis yang telah dibangun keluarganya, putri bungsu pasangan pengusaha papan atas Johnny dan Martina Widjaja ini justru memilih dunia seni sebagai aktualisasi dirinya. “Yang penting bagi orang tua saya adalah kerja keras, mencoba menjadi yang terbaik yang kami bisa,” tutur pemilik rumah produksi Ratna Sintesa Entertainment ini. Dan, Paquita telah membuktikan bahwa ia bisa eksis di dunia seni yang dipilihnya.

Menjadi yang terbaik di bidangnya. Itu pula yang diakui Sjakon diajarkan almarhun ayahnya, Julius Tahija. Sjakon menuturkan, sang ayah tidak pernah mengarahkan dirinya untuk menggeluti bidang tertentu. “Ia mengajarkan untuk menjalani sesuatu dengan baik dan melakukannya dengan excellent,” ungkap Sjakon Tahija, putra sulung mantan Dirut Caltex ini. Julius tidak pernah meminta anak-anaknya masuk dunia bisnis. “Anaknya mau masuk bisnis atau tidak, terserah. Tapi yang penting, mendapat pendidikan dari universitas yang baik dan di Indonesia,” ungkap dokter lulusan Universitas Indonesia ini.

Sebagai seorang nasionalis, rupanya Julius sangat percaya, pendidikan di Tanah Air tidak kalah bagus dari pendidikan luar negeri. Menimba pendidikan ke luar negeri baru boleh setelah menyelesaikan program S-1 di Indonesia. “Ketika saya memilih kedokteran, ibu saya yang menyambut dengan senang hati,” cerita kelahiran Jakarta, 17 September 1952 ini. Maklum, sang ibu tercatat sebagai salah satu wanita pertama dari Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Melbourne, Australia.

Pemilik Grup Gemala, Sofyan Wanandi juga seia sekata dengan Julius Tahija. Ia juga tipikal orang tua yang sangat mengutamakan pendidikan. “Saya bisa pukul anak saya kalau main-main dengan sekolahnya,” ujar eksponen Angkatan ’66 ini. Dalam pemikirannya, regenerasi bisnis tidak bisa dilepaskan dari pendidikan generasi berikutnya. Pendidikan formal harus lebih dulu diselesaikan dengan tingkat tertinggi yang bisa ditempuh. Tak heran, ketiga putranya lulus master sangat memuaskan dari perguruan tinggi tersohor di Amerika Serikat.

Sikap keras kepada anak-anak terutama dalam hal pendidikan juga diterapkan oleh Komisaris PT Wiraswasta Gemilang Indonesia, Albert Peter Batubara. Semua anaknya diberi target tinggi. “Kalau tidak bisa, ya mereka tidak bisa minta apa yang diinginkan,” ungkapnya. Kini, AP Batubara memetik buah dari sikap kerasnya puluhan tahun silam. Ketiga anaknya berhasil mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah favorit. Dan yang lebih membahagiakannya, mereka juga yang kini mengendalikan perusahaan yang dirintisnya.

Di mata pasangan Retno Iswara Tranggono dan Suharto Tranggono, pendidikan juga sangat penting. Senada dengan Julius Tahija, pemilik Grup Ristra ini tak memaksakan anak-anaknya mengikuti jejaknya sebagai pebisnis. Mereka mau mengukir masa depannya sebagai apa, monggo-monggo saja. Hanya saja, untuk urusan pendidikan, mereka berdua menempatkannya di tangga teratas. “Bagi kami, pendidikan anak sangat penting. Selama mereka masih memiliki keinginan untuk bersekolah, kami sebagai orang tua akan sangat mendukung,” ujar Retno Iswara Tranggono, Presdir Grup Ristra.

Tak mengherankan, ketiga anaknya mengantongi master dari universitas luar negeri. Anak sulung, Sasya Tranggono, 42 tahun, mengantongi sarjana dari Universitas Syracuse New York, AS, dan MBA dari Universitas Erasmus, Belanda. Sementara anak nomor dua, Krishna N. Tranggono, 38 tahun, meraih gelar MBA dari George Towncity dan MSc. dari Universitas George Washington. Dan si bungsu Indira Parwitasari Tranggono, 33 tahun, memperoleh gelar dokter dari Universitas Diponegoro, Semarang, lantas menimba MBA di salah satu universitas di Inggris.

Retno dan Suharto boleh keras dalam hal pendidikan anak-anaknya. Namun, untuk urusan jalan hidup yang akan dipilih, mereka sangat demokratis. “Kami memberi kebebasan kepada semua anak untuk memilih jalan hidupnya sendiri,” tutur Suharto. Meski sejatinya mereka juga tetap menawarkan pilihan supaya mau meneruskan dan mengembangkan Ristra. Diakui Suharto, keinginan anak-anaknya bisa meneruskan bisnis yang telah dibangunnya bersama sang istri sudah menjadi sebongkah asa sejak anak-anak mereka kecil. Tak heran, anak-anaknya sejak kecil sudah dikenalkan dengan bisnis mereka. Bahkan, telah diberi tahu bahwa kelak merekalah yang harus melanjutkan dan menggulirkan roda bisnis Ristra. “Kami sudah lakukan upaya pengenalan dan mengajak, tetapi tidak ada tuntutan harus. Mereka sangat memahami keinginan kami,” papar Suharto. Menurutnya, kewajiban utama orang tua adalah mendidik dan membimbing. “Bukan memaksa mereka ikut dalam bisnis. Mereka mempunyai pilihan sendiri untuk menentukan masa depannya,” tambah Retno.

Dengan sikap demokratis itu, Retno dan Suharto tampak sangat legowo menerima pilihan ketiga anaknya. Setelah sempat beberapa tahun ikut membantu bisnis orang tuanya sebagai direktur pemasaran, toh akhirnya Sasya memilih jalur lain di luar skenario yang mungkin telah dirancang Retno dan Suharto. Ia memilih menjadi seniman. Namun, Sasya bisa membuktikan pada orang tuanya bahwa pilihan hidupnya tidak keliru. Ia tetap bisa menorehkan tinta emas di bidang yang digelutinya. Sebagai pelukis, Sasya adalah segelintir pelukis cat air yang memakai media kain sutra yang ada di Indonesia. Rupanya jiwa seni lebih kuat membetot dirinya sehingga ia lebih tertarik mengguratkan “cinta”? pada kanvas ketimbang berbisnis.

“Mengapa mesti kecewa, itu pilihan hidupnya,” tandas Retno dan Suharto. Diakui mereka sejatinya berharap anak sulungnya bisa turut mengelola Ristra. “Kami sangat bangga dengan pilihan dan prestasinya,” tambah Retno. Lagi pula, bukan berarti Sasya total meninggalkan Ristra. Jejaring Sasya yang sangat luas di luar negeri sangat bermanfaat bagi pengembangan Ristra. “Biarlah Sasya bahagia dengan pilihannya, dengan profesinya sebagai pelukis, toh kontribusinya bagi Ristra tetap ada,” papar keduanya saling menimpali.

Boleh jadi mereka tak memendam kekecewaan karena anak keduanya, Krishna, terlibat secara penuh di Ristra. Bahkan, dengan posisinya yang sekarang sebagai Deputi Presdir, sepertinya Krishna dipersiapkan untuk mewarisi tongkat kepemimpinan Ristra. Sementara Indira, yang lama bermukim di Singapura dan Inggris, diharapkan secepatnya bisa bergabung untuk turut mengelola Ristra. Maklum, seperti diakui Retno, justru anak bungsunya inilah yang sejak kecil paling antusias dan telah menunjukkan minat terhadap bisnis yang dilakukan orang tuanya. Indira kecil, tutur Retno, sangat serius memperhatikan ketika ia sedang meracik ramuan. Bahkan, kuliahnya pun memilih bidang kedokteran dengan tujuan nantinya bisa diaplikasikan di perusahaan orang tua. “Ia sempat menjadi tim ahli medis di Ristra, sebelum diboyong suaminya ke luar negeri,” tutur Retno.
Krishna yang bergabung dengan Ristra sepulang dari AS pada November 2002 memang belum optimal memperlihatkan performanya. Setahun belakangan Ristra memang terlihat agresif menggarap Ristra House. Paling tidak, ia telah memenuhi harapan orang tua untuk ikut mengurusi bisnis keluarga, dan boleh jadi ia pula yang kelak menjadi nakhoda Grup Ristra.

Mengikuti ayunan langkah orang tua untuk lebih membesarkan bisnis keluarga boleh jadi harapan semua orang tua. Dalam pandangan Bryan Tilaar, semua orang tua pasti menginginkan anaknya hidup baik dan sukses. Ia sendiri mengaku tertarik bergabung dengan Grup Martha Tilaar karena melihat bisnis consumer goods seperti beauty product dan servises ini memang sangat prospektif dari waktu ke waktu. Selain itu, ia juga memiliki obsesi Grup Martha Tilaar harus menjadi lebih besar dari yang sekarang. “Kalau generasi pertama sukses merintis, peran generasi kedua bersama generasi pertama yang masih aktif adalah menjadikan perusahaan maju beberapa langkah ke depan,” tandas Deputi Presdir Office Grup Martha Tilaar ini.

Meski bukan putra mahkota, Noni Sri Aryati Purnomo mengaku tertarik bergabung dengan Blue Bird Group (BBG) karena ada tantangan baru yang ditawarkan sang ayah, Purnomo Prawiro. Kelahiran Jakarta, 20 Juni 1969 ini diminta sang ayah — anak bungsu Mutiara Djokosoetono, pendiri BBG — untuk mengembangkan Divisi Pengembangan Bisnis BBG. Padahal, pada saat bersamaan ia mendapat tawaran bergabung dengan Johnson & Johnson, AS, seusai mengambil MBA di Universitas San Francisco. “Mungkin sudah nasib saya bergabung dengan Blue Bird,” ia mengungkap alasan lainnya sambil tertawa lebar.

Toh, sebagai salah satu cucu sang pendiri, Noni tak serta-merta menduduki posisi empuk. Sejatinya, Noni berkecimpung di BBG sejak di bangku SMA pada 1985 sebagai tenaga paruh waktu seperti staf data entry. Ia mengenang, saat itu ia digaji Rp 70 ribu per bulan. Ketika lulus S-1 dari Australia, Noni kembali menjadi tenaga paruh waktu di perusahaan keluarganya itu sebagai penyelia. Kendati di saat yang sama ia bekerja di Jakarta Convention Bureau (JCB). “Pagi bekerja di Jakarta Convention Bureau, sore sampai malam saya bekerja di Blue Bird,” kata peraih Bachelor of Engineering dari Universitas Newcastle, Australia ini.

Sejak bekerja di JCB, Noni yang lebih banyak mempelajari soal teknik industri mulai tertarik dunia pemasaran. Apalagi ia melihat di BBG belum ada strategi pemasarannya. Selama ini, para pendiri BBG lebih banyak menitikberatkan pada operasional yang dilandasi oleh kepercayaan masyarakat (pelanggan) dan kejujuran para awak Blue Bird, terutama yang di lapangan. “Itu yang menjadi kekuatan bisnis Blue Bird selama ini,” kata Noni yang menyelesaikan S-1 di Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti.

Untuk memperdalam ilmu pemasaran, Noni berniat melanjutkan studi di AS. Ternyata sang ayah lebih sreg kalau putrinya mengambil finance. “Sebagai anak yang patuh, saya akhirnya memilih kedua mata kuliah tersebut,” kenang Noni. Usai menggondol MBA dan ditantang untuk mengembangkan divisi pengembangan bisnis, maka keinginan Noni ikut andil membesarkan perusahaan keluarga yang digulirkan sejak 1972 itu semakin mantap.

“Tugas inti divisi saya adalah strategi pemasaran,” ucapnya. Divisi yang baru dibentuk itu sangat pas, sejalan dengan bermunculannya brand-brand baru di BBG. Pasalnya, perusahaan ini tidak punya holding company sehingga merek-merek itu pun tidak terkelola dengan baik. Kerja keras Noni membangun strategi pemasaran BBG mebuahkan hasil. Saat ini BBG telah memiliki citra korporat, warna korporat, public relations, dan teknologi informasi yang lebih canggih. Bahkan, bidang TI juga terus dikembangkan oleh Noni sehingga lebih terintegrasi dan lebih canggih, seperti menggunakan sistem ERP di tahun 2000. “Dalam bekerja, saya berusaha sebaik mungkin. Saya merasa belum sukses, masih harus membangun teamwork (kerja sama tim) yang solid,” tandas Noni yang kini menjabat Vice President Pengembangan Bisnis BBG dan Direktur Grup Pusaka.

Peran orang tua dalam menempa semangat dan spirit diakui Noni sangatlah besar. Sejak kecil Noni sudah terbiasa dengan pembicaraan soal bisnis BBG. Lewat ajang makan malam bersama, kerap ayahnya menyisipkan edukasi nilai-nilai dan filosofi kehidupan. “Hal yang selalu ditekankan oleh Bapak kepada anak-anaknya adalah harus selalu bersyukur, bekerja keras, jujur dan disiplin. Selain itu, juga diajarkan kalau ingin sukses lihatlah ke atas dan lihatlah ke bawah agar bisa bersyukur,” demikian Noni menjelaskan petuah ayahnya yang selalu ia jadikan pegangan hidup.

Menurut Noni, nilai-nilai yang diterapkan sebagai budaya perusahaan BBG pun sejatinya berawal dari norma yang dipegang keluarga Mutiara Djokosoetono. Selain makan malam bersama, Purnomo sering pula mengajak anak-anaknya jalan-jalan, makan di luar atau nonton film saat hari libur. Saat-saat seperti itu pun, Purnomo sering membicarakan tentang kondisi bisnis BBG. Sementara di tempat kerja, Purnomo mempunyai cara tersendiri mengawasi anak-anaknya. Sang ayah biasanya langsung memanggil anaknya dengan cara menelepon atau meng-e-mail bila ada yang perlu dibicarakan.

Bahkan, setiap hari keluarga mereka, termasuk dengan Chandra Suharto, anak sulung pendiri BBG, dan anak-anaknya, sering makan bersama di ruang khusus di kantor. “Makan siang bersama di kantor itu sangat efektif untuk membicarakan bisnis Blue Bird. Di situlah terjadi rapat para pemegang saham,” papar Noni. Adu argumen di sela-sela makan siang kerap menjadi bagian dari santapan.

Sebenarnya, selain Noni ada empat cucu Mutiara Djokosoetono yang ikut bergabung mengembangkan BBG. Mereka itu dua orang putra Chandra Suharto (Preskom BBG). Krisna P. Djokosoetono sebagai Vice President Keuangan dan Sigit P. Djokosoetono, Vice President Operasional. Mereka berdua juga mengemban tugas yang sama sebagai Direktur Grup Pusaka.

Sementara dua adik kandung Noni yang ikut bergabung dengan BBG adalah Niniek Purnomo dan Adrianto Djokosoetono. Hanya saja, yang aktif hingga sekarang hanya Andrianto yang memegang bidang TI di BBG. Adapun Niniek lebih suka mengembangkan profesinya sebagai dokter. “Yang mengatur peran dan posisi kami adalah Pak Purnomo,” ujar Noni menyebut nama ayahnya dengan sebutan bapak kalau di kantor.

Sukses membangun karier di perusahaan keluarga juga diperlihatkan Ari Batubara. Sebagai Dirut PT Wiraswasta Gemilang Indonesia (WGI), Ari sepertinya tak mau menyia-nyiakan kepercayaan yang telah diberikan oleh sang ayah, AP Batubara. Dan, AP Batubara sepertinya tak keliru memilih Ari sebagai penerima tongkat estafet kepemimpinan di WGI. Terbukti dari prestasi yang berhasil ditorehkan Ari. Anak sulung ini tercatat mampu membenahi sistem informasi dan distribusi menjadi lebih baik, sehingga penjualan dan profit WGI meningkat sangat signifikan. Sejak 1998 sampai 2004, WGI membukukan peningkatan penjualan empat kali lipat.

Seperti Noni, Ari juga tak langsung duduk di singgasananya. Ari harus menjalani karier dari level bawah. Sebagai anak pemilik WGI, Ari ketika itu harus berkeliling, masuk-keluar bengkel. Hal yang sama dialami Lukyto Wanandi. Ia menjadi Direktur Pengelola Grup Santini setelah melalui proses yang sangat panjang. Ia memulai sebagai karyawan biasa di pabrik. Luky harus membuat laporan untuk atasannya, harus ikut stock-take di pabrik, sampai memanjat rak untuk menghitung stok di gudang. Dari pabrik, Luky diterbangkan ke Singapura untuk menjadi treasury officer dengan gaji hanya S$ 1.000. “Bisa dapat apa dengan gaji segitu,” ungkap Luki mengenang. Toh, ia selalu melihat gemblengan sang ayah itu sebagai pengalaman bekerja.

Cerita sukses anak konglomerat pun tak hanya mewarnai mereka yang mengikuti ayunan langkah orang tua. Di lintasan lain, banyak juga para pewaris kerajaan bisnis keluarga yang merentas sukses karena menorehkan jejaknya sendiri. Sebagai profesional, semisal Inghi Kwik. Dari nama belakangnya, orang pasti mafhum kalau ia anak Kwik Kian Gie. Hanya saja, Inghi rupanya lebih memilih menjadi profesional ketimbang mengikuti ayahnya sebagai pebisnis sekaligus politikus.

Anak konglomerat yang juga tak tertarik berbisnis adalah Sjakon. Ia memilih menjadi dokter. Padahal, ketika itu bisnis Julius Tahija mulai berkembang besar, termasuk Bank Niaga yang ketika itu masih dalam genggamannya. “Bisnis ayah saya ada yang lain, tapi yang paling utama adalah Bank Niaga,” kata Sjakon. Toh, Sjakon bersikukuh menjalani profesi dokter. Ia mulai menjadi dokter di Puskesmas, Flores, dan ia menjalani kariernya selama dua tahun (1981-83). Setelah itu ia mengambil spesialisasi mata dan sempat juga belajar ke AS. “Akhirnya saya mempelajari subspesialisasi bedah retina di Australia,” cerita Sjakon yang sempat menjadi staf pengajar di FKUI dan dokter di Jakarta Eye Center.

Setelah malang melintang sebagai dokter bedah retina, akhirnya Sjakon melirik juga dunia bisnis. Tahun 2004 ia mendirikan Klinik Mata Nusantara (KMN). “Saya mengawinkan antara kesenangan saya dan bisnis keluarga,” ungkap Sjakon. Klinik ini adalah bidang usaha kesehatan pertama dari Grup PT Austindo Nusantara Jaya yang merupakan cikal bakal perusahaan keluarga Tahija. “Saya pikir ada rasa tanggung jawab kepada orang tua, meski ayah saya tidak pernah meminta anaknya masuk ke bisnis. Terserah, anaknya mau ngapain,” ujar Sjakon yang di Austindo memilih menjadi komisaris.

Diakui Sjakon, ia dan George adiknya yang lebih dulu terjun di bisnis keluarga sebenarnya dituntun sang ayah untuk menggeluti etika bisnis. Misalnya, cara bisnis atau dagang yang dianggap benar secara etika. Menurutnya, ayahnya bukan tipe pebisnis yang memiliki prinsip mencari uang dalam waktu singkat. “Tetapi lebih ke arah pengembangan jangka panjang,” katanya.

Prinsip-prinisp semacam ini diberikan ayahnya ketika sedang berkumpul bersama. “Ketika kecil, ayah selalu pulang untuk sekadar makan siang berempat. Makan malam juga menjadi rutinitas yang wajib,” kenang Sjakon. Bahkan, sampai mereka SMA, ayahnya sering ngotot mengajak mereka pergi bersama ke vila di Tugu, Puncak. “Sampai SMA, kami selalu berangkat sama-sama ke vila itu,” sambungnya. Saat-saat berdekatan dengan anak-anaknya itu, Julius menyampaikan filosofi dan prinsip hidupnya.

Dalam proses hidup mereka, menurut Sjakon, mereka menjalani apa adanya hidup mereka. “Peran kami yang paling penting sebagai putranya adalah meyakinkan beliau waktu yang tepat ketika menjual Bank Niaga di tahun 1997,” paparnya

Di kalangan dokter mata, terutama spesialis retina, nama Sjakon bergaung keras. Sebelum mendirikan KMN, selama 10 tahun ia menjadi konsultan penyakit selaput saraf mata di Jakarta Eye Center. Bahkan prestasi alumni Research Fellowship in Cornea and External Eye Diseases, Prof. John W. Chandler, Universitas Winconsin, Madison, di bidang vetrio-retina ini, menggema sampai ke Singapura dan Malaysia. Kerja kerasnya memang telah membuahkan hasil. Dan, itu diakuinya karena dipicu oleh komitmen pribadi.

Usai menimba ilmu di Australia, Sjakon membuat komitmen bahwa 6 bulan ke depan ia harus dikenal oleh seluruh dokter mata di Jakarta. Dalam setahun dikenal oleh dokter mata di seluruh Indonesia dan dalam waktu tiga tahun dikenal secara regional. Ia yakin bisa mencapai target itu karena subspesialisasi retina masih langka. “Saya kejar bidang ini dan saya terus berusaha ada di depan,” katanya.

Menjadi yang terbaik di bidangnya memang menjadi ajaran ayahnya. Keinginan sang ayah ini tercermin dari ketekunannya dalam bekerja. “Ayah bangun jam empat pagi untuk kerja. Jam 10 malam tidur,” cerita Sjakon. Julius tidak pernah memberi dirinya waktu untuk istirahat. Namun dia tetap mementingkan keluarganya di atas semua. Sjakon mengenang, sang ayah tidak senang ketika anaknya terlihat terlalu santai. “Saya dimarahi kalau berburu terus, padahal saya dikenalkan kegiatan ini oleh ayah juga,” katanya. Desakan yang paling ia rasakan dari ayahnya yaitu menyelesaikan kuliah dan menjadi yang terbaik. Sang ayah masih sempat menanyakan ke para dosen menyangkut permasalahan anaknya.

Memberi teladan. Itulah yang juga senantiasa diterapkan Retno dan Suharto supaya anak-anaknya mampu menjadi yang terbaik di bidang apa pun yang dipilih mereka. Metode yang mereka berdua gunakan dalam mendidik anak sangat sederhana: memberi contoh, perhatian dan cinta. “Lha, bagaimana anak bisa nurut kalau tidak ada contoh yang baik dari orang tuanya. Bagaimana anak bisa baik, kalau tidak ada perhatian dan kasih sayang yang tulus dari orang tuanya,” ujar Retno. Sementara nilai-nilai filosofi yang senantiasa ditanamkan kepada anak-cucunya, lanjut Suharto, adalah prinsip kejujuran, kemandirian dan selalu mau mensyukuri hasil yang diperoleh. “Menurut kami, anak yang berhasil adalah yang bisa menjadi dirinya sendiri, be your self dan bisa belajar dari kegagalannya,” Suharto menegaskan.

Memberi teladan dengan perilaku juga diyakini Soegeng Sarjadi lebih baik ketimbang menasihati dengan jutaan kata. “Jangan cuma kata-kata, beri teladan dengan contoh,” ungkap salah satu pemilik Grup Kodel ini. Ngeli tanpo keli – mengalir tanpa terbawa arus — adalah pegangan yang diwariskan kepada ketiga putrinya. Di matanya, anak-anak mempunyai kehidupan sendiri, orang tua jangan terlalu cawe-cawe. Apa pun pilihan anaknya, Soegeng merasa itu yang terbaik yang diberikan Tuhan. Ia mengaku tidak punya hak untuk kecewa bila tidak ada satu pun anaknya yang tertarik melanjutkan bisnisnya yang telah dibangun puluhan tahun silam. “Mereka mempunyai pilihan hidup sendiri,” ungkap kelahiran Pekalongan, yang 5 Juni mendatang berusia 63 tahun ini. Meski anak-anaknya tak seorang pun yang mengikuti jejaknya, Soegeng patut bersyukur. Anak-anaknya tetap berjalan di rel yang diinginkan orang tua. Mereka tak neko-neko, apalagi sampai berbuat kriminal yang mencoreng nama baik keluarga.

Tak semata perilaku “miring”? yang membuat anak-anak konglomerat tak selalu menuai sukses. Ada sindrom, generasi pertama membangun, generasi kedua memanen, dan generasi ketiga melelang atau menjual aset. Toh, kalau pun mereka terjun di bisnis keluarga, bisnis yang dibangunnya sendiri — biasanya berkongsi dengan teman-teman kuliahnya — pun tak selalu kinclong. Di mata pengamat SDM dari MMUI, Budi W. Soetjipto, faktor kegagalan yang paling dominan adalah karena minat dan motivasi sang penerus; kompentensi untuk menjalankan bisnis; dan budaya perusahaan. Untuk menghindari kegagalan, yang harus dipersiapkan orang tua adalah bagaimana menumbuhkan minat anak atau generasi penerus terhadap bisnis yang dijalankan. Ia memuji langkah Mooryati yang kerap mengajak anaknya melihat dari dekat ajang pemilihan Putri Indonesia, dan bahkan dilibatkan menjadi juri untuk menumbuhkan minat anaknya pada bisnis kecantikan.

Sementara itu, untuk mengasah kompetensi sejatinya sudah umum dilakukan para konglomerat dengan memagangkan anak-anaknya di perusahaan sendiri atau di perusahaan koleganya. Untuk budaya kerja, Budi menyarankan sebaiknya sang anak atau cucu tidak langsung menempati posisi bos. Bisa saja ditempatkan di level menengah sehingga bisa memahami budaya perusahaan.

Keberhasilan atau kegagalan dalam regenerasi sangat tergantung pada interes dan motivasi generasi penerus. Juga, perlu diperhatikan adanya friksi yang berbeda antara anak dan orang tuanya. Meskipun anaknya terlihat mampu, anak buah orang tuanya yang sudah lama menekuni bisnis itu sudah terbiasa dengan gaya kepemimpinan bapaknya. “Ini tercermin di Jawa Pos dan Grup Djarum di mana gaya kepemimpinan anak berbeda dari orang tuanya,” ungkap Budi.

Agar sukses, yang perlu dipersiapkan orang tua, menurutnya, adalah pendidikan dan pengetahuan mengenai bisnisnya. Generasi penerus juga perlu dilibatkan dalam kegiatan perusahaan, tetapi yang paling penting orang tua jangan terlalu memaksakan kehendak untuk melibatkan anaknya dalam mengelola perusahaan. “Paling tidak, sebelum melibatkan generasi penerus, mereka harus memperkenalkan bisnisnya dulu,” tambah Budi.

Dalam telaah yang berbeda, pengamat SDM dari Prasetiya Mulya, Sammy Kristamulyana, menilai figur ibu sangat penting dalam kaderisasi di perusahaan keluarga. Karakter perusahaan keluarga memang selalu mempunyai tokoh sentral sebagai panutan. Bila konglomerat memiliki istri yang peduli mengurus anak, ia menduga kebanyakan akan berhasil. Faktor lain yang memengaruhi sukses- tidaknya kaderisasi adalah pergaulan orang tuanya sendiri. “Kalau bergaul hanya dengan kalangan bisnisnya, tidak akan banyak berkembang,” kata Sammy. Namun bila bergaulnya dengan kalangan intelektual akan kena imbas dan mulai memikirkan untuk melakukan perencanaan menyekolahkan anaknya ke luar negeri.

Faktor ketiga yang perlu diperhatikan, “Jangan lama-lama menyekolahkan anak di luar negeri,” Sammy menyarankan. Sebaiknya bila menyekolahkan anak ke luar negeri hanya sampai tingkat sarjana, kemudian dipanggil pulang untuk membantu orang tuanya. Sammy melihat beberapa konglomerat yang memberikan keleluasaan anaknya untuk mengasah kemampuan sekaligus mencari pengalaman di tempat lain yang punya track record, jelas sebagai langkah bijak. “Setelah itu, baru dipanggil untuk bergabung ke perusahaan yang dikelola orang tuanya. Kalau perlu mulai dari level yang paling bawah dan perlahan-lahan naik,” lanjutnya.

Senada dengan Budi, ia juga mewanti-wanti agar para konglomerat tidak memaksakan anaknya yang tidak mampu untuk menggantikannya. Meskipun perusahaannya sudah kepalang besar, harus menyerahkan kepada profesional. “Jangan sampai anak yang tidak bakat bisnis dipaksakan untuk melanjutkan bisnis keluarga,” katanya. Karena itu, sangat perlu memperkenalkan kepada mereka sejak awal bisnis yang digeluti orang tuanya.

Sammy juga mengamati, ada kekurangan besar yang menghinggapi generasi baru konglomerat. Para konglomerat generasi Sudono Salim dkk. memiliki unsur perkawanan sangat erat dan perkembangan bisnis di-sharing dengan sangat insentif. Namun perkawanan di kalangan anak-anak konglomerat ini tidak terlihat cukup erat. “Bisa jadi sudah terpengaruh pendidikan di luar yang lebih mengarahkan pada persaingan. Ini yang perlu digalang oleh the next generation enterpreneur, ” saran Sammy.
+++++++++++++++
Axton, Si Penerus Kerajaan Bisnis Grup Salim